Nusantaraaktual.com, Jakarta – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pada 15 Mei 2024 merayakan 100 tahun Sidang Konferensi Para Uskup. Sidang Para Uskup pertama kalinya dilaksanakan pada 15 Mei 1924 di Pastoran Katedral Jakarta.
Peringatan 100 tahun KWI dibuka pada tanggal 19 November 2023 dan akan berpuncak pada tanggal 13 November 2024.
Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC menjelaskan, bahwa biasanya, sidang KWI ini hanya pada bulan November, tetapi pada tahun ini dalam peringatan 100 tahun dibagi menjadi 2.
Di mana, sidang bagian pertama 13-16 Mei, lalu sidang kedua pada 7-13 November 2024.
Adapun tema peringatan 100 tahun KWI ini adalah ‘Berjalan Bersama Membangun Gereja dan Bangsa’.
“Mengapa tema ini ada, karena itulah kehadiran Gereja Katolik hanya untuk membangun gereja dan bangsa melalui nilai-nilai kristiani sebagai mana diamanatkan oleh Tuhan,” kata Uskup Antonius saat konferensi pers di Gedung KWI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2024).
Hadir mendampingi, Sekretaris Jenderal KWI yang juga Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM.
Antonius mengatakan, peringatan 100 tahun KWI ini menjadi kesempatan istimewa karena bertepatan dengan Sinode Para Uskup 2023-2024 tentang Sinodalitas: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi dan juga bertepatan dengan rencana kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.
Uskup Keuskupan Bandung ini menambahkan, dalam rangka memperingati 100 tahun ini, KWI mengadakan berbagai macam kegiatan berupa selebrasi/perayaan, formasi/studi dan aksi sosial yang diperuntukkan bagi saudara-saudari yang difable.
“Biasanya peringatan 100 tahun selebrasi besar, kita tidak melakukan selebrasi besar-besaran. KWI ingin memberikan contoh kepada Gereja-gereja, bahwa selebrasi gereja katolik yang pertama-tama adalah perayaan syukur ekaristi. Makannya pada tgl 15 Mei kemarin, kita merayakan perayaan syukur ekaristi,” ucap Antonius.
“Tetapi kita fokuskan pada refleksi hari studi dan aksi sosial. Itu yang kita jalankan,” sambungnya.
Antonius menambahkan, bahwa salah satu bentuk penting perayaan 100 tahun ini adalah diadakannya Sidang Waligereja secara istimewa pada 13-16 Mei 2024. Sidang ini dihadiri oleh 33 Bapak Uskup Aktif, 3 Administrator Diosesan, 1 Vikaris Jenderal (Vikjen) dan 6 Bapak Uskup Emiritus
Adapun tema peringatan 100 tahun KWI ini adalah ‘Berjalan Bersama Membangun Gereja dan Bangsa’.
“Mengapa tema ini ada, karena itulah kehadiran Gereja Katolik hanya untuk membangun gereja dan bangsa melalui nilai-nilai kristiani sebagai mana diamanatkan oleh Tuhan,” kata Uskup Antonius saat konferensi pers di Gedung KWI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2024).
Hadir mendampingi, Sekretaris Jenderal KWI yang juga Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM.
Antonius mengatakan, peringatan 100 tahun KWI ini menjadi kesempatan istimewa karena bertepatan dengan Sinode Para Uskup 2023-2024 tentang Sinodalitas: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi dan juga bertepatan dengan rencana kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.
Uskup Keuskupan Bandung ini menambahkan, dalam rangka memperingati 100 tahun ini, KWI mengadakan berbagai macam kegiatan berupa selebrasi/perayaan, formasi/studi dan aksi sosial yang diperuntukkan bagi saudara-saudari yang difable.
“Biasanya peringatan 100 tahun selebrasi besar, kita tidak melakukan selebrasi besar-besaran. KWI ingin memberikan contoh kepada Gereja-gereja, bahwa selebrasi gereja katolik yang pertama-tama adalah perayaan syukur ekaristi. Makannya pada tgl 15 Mei kemarin, kita merayakan perayaan syukur ekaristi,” ucap Antonius.
“Tetapi kita fokuskan pada refleksi hari studi dan aksi sosial. Itu yang kita jalankan,” sambungnya.
Antonius menambahkan, bahwa salah satu bentuk penting perayaan 100 tahun ini adalah diadakannya Sidang Waligereja secara istimewa pada 13-16 Mei 2024. Sidang ini dihadiri oleh 33 Bapak Uskup Aktif, 3 Administrator Diosesan, 1 Vikaris Jenderal (Vikjen) dan 6 Bapak Uskup Emiritus
Kemudian, Antonius mengatakan, dalam sidang KWI itu juga diadakan seminar lintas agama yang dihadidi dari berbagai unsur seperti Muhammadiyah, NU, Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Konghucu dan Kepercayaan.
“Dan mereka memberikan masukan yang sangat bagus untuk berjalan bersama. Karena kita banyak berjalan bersama dalam sejarah dengan para pendahulu,” terangnya.
Selain itu, Antonius menyebut jika sidang KWI ini turut melibatkan dan mendengarkan pandangan dari sejumlah pihak, seperti pandangan dan harapan umat terhadap KWI, kaum difabel, aktivis migran, aktivis perempuan, aktivis dari ketua difabel, lingkungan hidup, orang tua hingga kaum muda.