Nusantaraaktual.com, Manado – Wajah garang dengan mata melotot, tanpa senyum. Tubuh mereka kekar bersenjatakan pedang dan tombak. Mereka bergerak melompat, maju-mundur, dan mengayunkan senjata dengan sigap. Nampak mereka seperti prajurit yang sedang berperang untuk menghancurkan musuh. Tak jarang aksi mereka mengejutkan orang-orang yang melihatnya. Belum lagi teriakan mereka…”arotei”…”okela”.
Demikian gambaran Tarian Kabasaran, tari perang dari Minahasa yang tampil dalam Pembukaan Rapat Kerja Pemuda Katolik di Hotel Sutan Raja, Minahasa Utara, beberapa waktu lalu.
Dalam wawancaranya, Tole seorang ksatria Kabasaran menjelaskan, dahulu tarian ini dimainkan oleh para penari laki-laki yang umumnya bekerja sebagai petani atau penjaga keamanan desa-desa di Minahasa. Jika sewaktu-waktu wilayah mereka terancam atau diserang musuh, mereka meninggalkan pekerjaan dan berubah menjadi waranei atau prajurit perang.
Menurut adat, penari kabasaran harus berasal dari keturunan sesepuh penari kabasaran. Mereka juga memiliki senjata yang diwariskan dari para leluhur. Senjata inilah yang dipakai saat menari.
Kemunculan tarian ini tak bisa dipisahkan perang berkepanjangan dan ancaman dari suku-suku lain yang berdekatan. Untuk mempertahankan diri, leluhur orang Minahasa berusaha memperkuat diri dengan merekrut orang-orang kuat dan berbadan besar yang dilatih berperang dengan menggunakan pedang (santi) dan tombak (wengko).
Tole melanjutkan, para ksatria yang tuama (bersifat jantan) atau wuaya (berani) inilah militer pertama di Minahasa. Mereka harus menjadi penjaga desa yang harus siap siaga jika ada ancaman.
“Dengan menggunakan gerakan-gerakan quadrille yang diperkenalkan Spanyol maka diciptakanlah tari kabasaran sebagai tari untuk menyambut tamu-tamu Belanda,” ujar Tole.
Istilah kabasaran sendiri merupakan perubahan dari kawasaran. Kawasaran berasal dari kata wasar yang artinya ayam jantan aduan yang sengaja dipotong jenggernya (sarang) agar lebih galak saat diadu. Jadi kabasaran artinya penari yang menari seperti gaya gerak dua ekor ayam yang sedang menyabung, atau identik dengan ayam aduan. (MDP)