Nusantaraaktual.com, JAKARTA – Pemuda Katolik Komisariat Daerah DKI Jakarta menghadiri Dialog Ormas Katolik di Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Sabtu (14/5/2022). Pertemuan dialog antar ormas Katolik se-DKI Jakarta ini diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) DPD DKI Jabodetabek dan Bimas Katolik Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta.
Diawali dengan protokoler pembukaan oleh ISKA, kegiatan dilanjutkan sesi pemaparan materi oleh empat pemateri yang kompeten dalam bidang moderasi beragama, diantaranya:
1. Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan RI Bidang Komunikasi Strategis
2. Romo Adrianus Suyadi SJ, Ketua Komisi PSE KAJ
3. Taufan Bakri, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta
4. Salman Habeahan, Pembimas Katolik
Dalam paparannya, Yustinus Prastowo menjelaskan Peran Ormas-ormas Katolik Memperkuat Moderasi Beragama dan juga tantangan hidup beragama dewasa ini, seperti: Kecenderungan privatisasi agama, mengabaikan implikasi sosial politis hidup beriman; Keterkaitan agama dan aksi-aksi kekerasan yang mengancam ketentraman hidup bersama; dan Tuntutan untuk menyesuaikan diri di tengah masyarakat modern, demokratis, dan plural.
Romo Adrianus Suyadi SJ menambahkan Untuk merefleksikan peran Organisasi Masyarakat Katolik memperkuat moderasi beragama, yang pertama-tama perlu kita lihat adalah dasar iman atau spiritualitas Katolik dalam melihat realitas berbagai macam agama dan kepercayaan yang ada di dunia ini. Sikap intoleran seringkali muncul karena adanya pemahaman iman yang dangkal dan ekslusif. Prof. Dr. Quraish Shihab, teolog besar Islam Indonesia dan mantan Menteri Agama RI, Kabinet VII mengatakan bahwa malapetaka (intolerasi) dapat terjadi bukan saja karena umat beragama tidak memahami agama orang lain, tetapi juga karena ketidakmampuan untuk mengerti agamanya sendiri.
Maka kalau ada orang Katolik yang tidak toleran terhadap agama lain, bahkan sampai membencinya, sesungguhnya terjadi bukan hanya karena orang Katolik itu tidak tahu ajaran agama itu melainkan juga karena ia tidak tahu akan ajaran agama Katolik yang diimaninya, “tambah Romo Adrianus”.
Romo Adrianus juga berpesan dengan memahami dan memegang iman Katolik tersebut upaya memperkuat moderasi beragama mendapatkan dasar spiritualnya. Ormas Katolik dipanggil untuk mewujudkan iman dan keyakinan itu dalam kancah kehidupan masyarakat yang beraneka ragam agama dan kepercayaannya.
Sementara itu, Taufan Bakri selaku Kepala Bakesbangpol Provinsi DKI Jakarta menekankan bahwa moderasi beragama penting dalam konteks persatuan di Indonesia. Dalam hal ini setiap organisasi kepemudaan maupun masyarakat perlu merespon perubahan dengan tetap menjaga komitmen kebangsaan, keberagaman, kebersamaan, persatuan, dan juga komitmen pada NKRI.
Moderasi Beragama dalam ruang diskusi di Kesbangpol DKI Jakarta adalah bicara soal kebangsaan dan itu diwujud nyatakan dalam semangat juang dan kebersamaan dalam merawat bangsa ini. “ungkap Taufan”.
Dalam kesempatan terpisah, Jutan Manik selaku Pengurus Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta mengucapkan terimakasih atas undangan yang diberikan, sehingga dalam hari yang berbahagia ini kita dapat bertemu dalam dialog terbuka untuk merealisasikan tahun toleransi 2022 seperti yang dicanangkan oleh Kementerian Agama RI.
Harapannya, kegiatan seperti ini tetap dilanjutkan secara berseri dan jika memungkinkan sekiranya perjumpaan-perjumpaan antar tokoh dari setiap ormas keagamaan dan kepercayaan lainnya juga dilibatkan agar memperkaya pemahaman kita bersama terkait moderasi beragama, khususnya dalam wujud nyata kita di tengah masyarakat DKI Jakarta. (JM)